PENDAHULUAN
Yang di maksud sumber disini mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan, uang, sarana dan prasarana semuanya diarahkan dan di koordinasi untuk mencapai tujuan. Kemudian diadakan evaluasi program sebagai upaya untuk mengetahui evektifitas komponen program dalam mendukung pencapaian tujuan program. Setiap kegiatan yang merupakan realisasi dari suatu kebijakan harus dirancang dengan cermat dan teliti, supaya tujuan yang sudah ditetapkan dalam kebijakan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
Evaluasi terhadap program pendidikan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa hal yang terkait dengan evaluasi program dan manajemen program pendidikan.
PEMBAHASAN
Hakekat Program dan Evaluasi Program Pendidikan
Pengertian Program dan Evaluasi Program
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Program merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator.
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.
Dalam eveluasi program, pelaksana evaluasi (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu. Dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka hakikat program dan evaluasi program adalah bahwa program merupakan suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan evaluasi program bertujuan untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan.
Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain.
Evaluasi program pendidikan adalah suatu proses yang secara langsung terfokus pada penentuan nilai, hasil guna, dan kebaikan-kebaikan dari program, proyek, materi, dan teknik-teknik pendidikan (Borg & Gall, 1983: 733) atau Evaluasi yang menilai aktivitas-aktivitas pendidikan yang menyediakan layanan berkelanjutan serta selalu mencakup masukan-masukan kurikuler (Joint Committee, 1981:2).
Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik. Pencapaian belajar ini bukan hanya yang bersifat kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada peserta didik. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi (Djemari Mardapi. 2000: 2).
Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tetapi juga perlu penilaian terhadap input, output maupun kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Optimalisasi sistem evaluasi menurut Djemari Mardapi (2003: 12) memiliki dua makna, pertama adalah sistem evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
Ciri dan persyaratan evaluasi program adalah sebagai berikut :
- Mengacu pada kaidah yang berlaku,
- Memiliki kriteria sebagai penentuan nilai untuk mengetahui apakah program berhasil atau gagal,
- Ada perbandingan antara kriteria dengan yang telah ditentukan dengan kenyataan yang ada dilapangan,
- Dilakukan secara sistematis,
- Menggunakan tolok ukur baku,
- Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan.
Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.
Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
Evaluator dan Kriteria dalam Evaluasi Program
Evaluator program adalah orang yang melakukan kegiatan evaluasi dalam suatu program, evaluator harus orang-orang yang memiliki kompetensi yang mumpuni, di antaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab.
Evaluator dapat berasal dari kalangan internal (evaluator dan pelaksana program) dan kalangana eksternal (orang di luar pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi program). Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.
Dalam melaksanakan evaluasi suatu program seorang evaluator bekerja berdasarkan criteria yang sudah ditentukan sebelumnya dalam melakukan sebuah evaluasi. Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.
Kriteria disusun sebagai pedoman evaluator dalam melaksakan evaluasi program. Tujuan disusunnya criteria agar evaluator menjadi lebih mantap karena ada patokan, dapat digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban dari hasil evaluasi, untuk menghindari subjektivitas evaluator, dan hasil evaluasi sama walaupun evaluator berbeda.
Penyusun kriteria adalah calon-calon evaluator. Hal ini mengingat merekalah orang-orang yang memahami tentang program yang akan dievaluasi. Dasar penyusunan kriteria adalah, peraturan atau ketetentuan yang melatarbelakangi dikeluarkannya program, pedoman pelaksanaan program, dokumen dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil penelitian yang relevan, petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator, evaluator sendiri dengan menggunakan daya nalar dan kemampuan yang dimilikinya.
Wujud kriteria berupa tingkatan atau gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai. Wujud kriteria berupa kriteria kuantitatif (angka-angka) dan kriteria kualitatif (menghitung jumlah indikator yang telah tercapai).
Kriteria kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Tanpa pertimbangan, yaitu membagi rentangan (mis. 10-100) dalam kategaori secara sama
- Banyaknya rentangan dalam tiap kategori tidak sama karena petimbangan tertentu.
- Kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, yaitu menghitung jumlah indikator yang telah memenuhi persyaratan
- Kriteria kualitatif dengan pertimbangan, yaitu dengan cara menghitung indikator yang telah memenuhi persyaratan dengan mempertimbangkan skala prioritas atau pembobotan.
Model dan Rancangan Evaluasi Program
Kaufan dan Thomas dalam Suharsimi membedakan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:
- Goal Oriented Eavaluation Model
- Goal Free Eavaluation Model
Formatif Summatif Evaluation Model
Model evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).
- Countenance Evaluation Model
- Responsif Evaluation Model
SSE-UCLA Evaluation Model
Model ini meliputi empat tahap, yaitu:
- Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah hal-hal yang perlu dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang dibutuhkan oleh program, dan tujuan yang dapat dicapai.
- Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk mengetahui program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.
- Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat program berjalan.
- Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak dari program serta untuk mengetahui ketercapaian program.
- CIPP Evaluation Model (Context Input Process Product)
Model ini meliputi empat tahap, yaitu:
- Evaluasi Konteks
- Evaluasi Masukan
- Evaluasi Proses
- Evaluasi Hasil
- Discrepancy Model
Manajemen Evaluasi Program
Manajemen ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Yang di maksud sumber disini mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan, uang, sarana dan prasarana semuanya diarahkan dan di koordinasi untuk mencapai tujuan.
Fungsi-fungsi manajemen telah di kemukan oleh para sarjana yang dikutip oleh M. Manulang dalam karyanya yang berjudul Dasar-dasar manajemen. Diantaranya:
Laous A. Allan : leading, Organising, Planning, Controling.
Prajudi Atmosudarjo: Planning, Organising, Motivating, Actuating, Controling.
Winardi SE. : Planning, Organising, Coordinating, Actuating, leading, Comonikating, controlling.
Pada hakekatnya bila dikombinasikan dari ketiga sarjana tersebut diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
- Planning
- Organising
- Actuating
- Coordinating
- Motivating
- Leading
- Comonikating
- Controling.
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Koordinasi.
- Komunikasi.
- Pengawasan.
Untuk lebih jelasnya penulis uraikan dari masing-masig tindakan manajerial dalam rangka manajemen program tersebut sebagai mana yang dimaksud adalah sebagai berikut;
- Perencanaan
Perencanaan didalam menajemen pengembangan profesionalitas sumberdaya sangat diperlukan, baik didalam menyelesaikan tugas maupun sebagai alat yang dapat membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Dan dengan adanya suatu perencanaan yang matang serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, dapat di jadikan pedoman bagi pelaksanaan di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebab apabila didalam melakukan suatu pekerjaan tanpa diawali perencanaan yang matang maka pekerjaan itu tidak dapat diselesaikan dengan optimal dan efesien.
Pandangan diatas diperkuat oleh pendapat Q.U. Efendy beliau menyatakan bahwa “plaining atau perencanaan adalah aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan”. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan adalah merupakan rangkaian kegiatan secara teratur yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu perencanaan dalam sebuah menajeman baik berupa organisasi kecil atau besar, harus diatur dengan baik, serta harus memenuhi unsur-unsur yang harus ada didalam suatu perencanaan diantaranya:
- What : Apa yang akan dikerjakan. Ini menyangkut tujuan
- Where : Dimana akan dikerjakan, ini menyangkut lokasi karenanya harus dipertimbangkan dengan tepat.
- How : Bagaimana cara mengerjakan, ini berhubungan dengan tata cara melaksanakan kegiatan.
- Who : Siapa yang mengerjakan, hal ini berhubungan dengan orang yang melaksakan.
- When : Kapan dikerjakan, ini menyangkut masalah waktu pelaksanaan.
- Why : Mengapa dikerjakan, ini menyangkut kegunaan manfaat dan kegiatan.
Pengorganisasian.
Didalam manajemen suatu organisasi atau perkumpulan baik itu berupa pengembangan profesionalisme guru atau yang lainnya, tidak dapat dikerjakan oleh satu orang saja, tetapi harus dikerjakan secara bekerja sama diantara anggota-anggota kelompok sehingga dengan demikian maka diperlukan pembagian tugas atau yang disebut sebagai pengorganisasian untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian maka organisasi merupakan suatu wadah bagi manusia atau kelompok manusia untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan dalam sebuah kelompok organisasi diperlukan atau harus adanya pemimpim dan yang dipimpin dalam melakukan kegiatannya. S.P. Siagian mengatakan: “Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan”, Sehingga pengorganisasian adalah penyusunan dan pembagian tugas kepada masing-masing anggota didalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
- Koordinasi.
- Komunikasi
- Pengawasan
Manajemen ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber untuk menyelesaikan suatu tujuan. Yang di maksud sumber disini mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan, uang, sarana dan prasarana semuanya diarahkan dan di koordinasi untuk mencapai tujuan.
Dalam setiap kegiatan manajemen akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan suatu evaluasi, tidak terkecuali dalam manajemen pendidikan. Program pendidikan sebagai penjabaran dari perencanan pendidikan harus dievaluasi dengan saksama, menggunakan strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Evaluasi Pemikiran Manajemen
Manajemen secara pengertian, sebagaimana dikemukakan oleh Mary Parker Follet(1997), adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Management is the art of getting things done through people.
Apa yang harus diselesaikan?
Segala sesuatu yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam, tergantung dari jenis sebuah organisasi. Apabila kiata ambil contoh organisasi bisnis, maka diantara tujuan organisasi bisnis adalah meraih profit. Nah hal-hal yang harus dilakuan oleh organisasi dalam rangka meraih profit adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan Oleh sebuah organisasi bisnis di antaranya adalah kegiatan produksi pemasaran. Pengolahan sumber daya manusia hingga pengolahan yang mungkin dimiliki pleh organisasi bisnis tersebut. Semua kegiatan-kegiatan tersebut- perlu diselesaikan pada prakteknya akan menunjang kepada penepatan tujuan dari organisasi.
Lalu mengapa proses penyelesaiannya harus bersama atau melalui orang lain?
Karena pada praktiknya, selain pengertian organisasi adalah sekumpulan orang¬-orang pekerjaan untuk menyelesaikan sesuatu itu bukan sesuatu yang mudah terlebih jika apa yang harus diselesaikan banyak sekali, dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang.
lalu bagaimana cara penyelesaiannya?
Proses penyelesaian akan sesuatu memerlukan tahapan-tahapan. Jangankan organisasi, untuk menyelesaikan makan kita saja memerlukan tahapan-tahapan dari mulai menuangkan makanan ke dalam pinggan, hingga memakannya kembali, dan seterusnya hingga makanan di pinggan habis dan perut kita terasa kenyang. Bagi sebuah organisasi bisnis, tahapan-tahapan bisa berupa perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengadilan.
Berdasarkan tahapan-tahapan ini, maka dikenal pula pengertian lain dari manajemen, yaitu bagaimana dikemukakan oleh Nickels, McHugh and It (1997)—the process used to accomplish organizational goals through planning, directing, and controlling people and other organization resources. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengornanisasian, pengarahan, dan pengadilan orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terikat dengan pencapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat:
Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia maupun faktor-faktor produksi lainnya. Atau bagaimana menurut Griffin sumber daya tersebut meliputi sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi.
Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengimplementasian, hingga pengadilan dan pengawasan.
Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan.
Monitoring dan evaluasi
Monitoring Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.
Fungsi pokok monitoring evaluasi / pengendalian tersebut adalah:
- Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan.
- Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi
- Mendinamisasikan organisasi
- Mempertebal rasa tanggung jawab
- Sistem Pengendalian Yang Efektif.
Fungsi pokok pengendalian tersebut adalah:
- Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dgn melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan.
- Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi.
- Mendinamisasikan organisasi
- Mempertebal rasa tanggung jawab
KESIMPULAN
Manajemen adalah sebuah proses perjalanan sebuah kegiatan yang di dalamnya terdapat fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan monitoring dan evaluasi
Seorang manajer hendaknya dapat menguasai fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis yang dijalani bisa berjalan dengan baik.
Fungsi perencanaan merupakan fungsi utama dalam melaksanakan manajemen karena akan sangat berpengaruh pada fungsi-fungsi yang lain.
Dalam perencanaan biasanya menggunakan 2 system :
Top Down
System Top Down adalah system perencanaan yang di lakukan olah atau dari atas ke bawah, biasanya perencanaan dengan system top down dilakukan oleh manajer atau pimpinan dengan menyusaikan visi misi / cita-cita manajer atau pimpinan, system ini memang terkesan otoriter karena pemimpin mempunyai kewenangan yang lebih dalam menyusun/membuatsuatuperencanaan.
Bottom Up
System Buttom Up adalah system perencanaan yang disusun dari bawah dari ke atas, atau di susun secara partisipatif . hal ini mempunyai kelebihan karena disusun secara bersama mulai dari level bawah sehingga bisa diterima dengansesuai kebutuhan di tingkat bawah, juga dapat menggali potensi yang ada.
Pengertian dan Tujuan Evaluasi pada Tahap Manajemen
Salah satu tahap pelaksanaan manajemen itu secara langsung maupun tidak langsung sudah sering kita lakukan. Kita melakukan evaluasi cakupan akses sanitasi dasar kita, jamban improved kita,laik sehat rumah makan dan restoran kita dan lain sebagainya. Berdasarkan waktu, kita melakukan evaluasi itu di akhir tahun untuk kepentingan penyusunan rencana kerja. Atau evaluasi pada pertengahan kegiatan untuk kepentingan repoting dan recording kegiatan kita. Berikut beberapa pengertian evaluasi menurut beberapa ahli :
Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996).
Evaluasi adalah
cara sistematis untuk belajar dari pengalaman¬pengalaman yang dimiliki dalam meningkatkan perencanaan yang baik dengan melakukan seleksi yang cermat terhadap alternatif yang akan diambil
Merupakan proses berlanjut dengan tujuan kegiatan pelayanan kesehatan menjadi lebih relevan, efisien dan efektif
Proses menentukan suatu keberhasilan atau mengukur pencapaian suatu tujuan dengan membandingkan terhadap standar/ indikator menggunakan kriteria nilai yang sudah ditentukan
Didukung oleh oleh informasi yang sahih, relevan dan peka (WHO, 1990).
Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah direncanakan.
Suprihanto (1988), mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain:
Sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang akan dating
Untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini serta dimasa yang akan dating
Memperbaiki pelaksanaan dan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program perencanaan kembali suatu program melalui kegiatan mengecek kembali relevansi dari program dalam hal perubahan kecil yang terus-menerus dan mengukur kemajuan target yang direncanakan.
Menurut Lavinghouze (2007), bahwa kegiatan evaluasi dilakukan untuk:
Menyediakan pertanggungjawaban kegiatan kepada masyarakat, stakeholder, dan lembaga donor
Membantu menentukan tujuan yang telah ditentukan pada perencanaan
Meningkatkan program implementasi
Memberikan kontribusi untuk pemahaman ilmiah tentang hasil suatu program
Meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap masyarakat
Menginformasikan kebijakan.
Sementara itu, menurut Hawe, et al. (1998), evaluasi proses dilakukan untuk:
Menilai pencapaian program
Menilai kepuasan sasaran
Menilai pelaksanaan aktivitas program
Menilai tampilan komponen dan material program.
Berdasarkan ruang lingkupnya menurut Azwar (2000), evaluasi dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:
Evaluasi terhadap masukan (Input) yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana
Evaluasi terhadap proses (process) lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai rencana, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan
Evaluasi terhadap keluaran (output), evaluasi pada tahap akhir ini adalah evaluasi yang dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan(summative evaluation) yang tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu untuk mengukur keluaran serta untuk mengukur dampak yang dihasilkan.
Dari kedua macam evaluasi akhir ini, diketahui bahwa evaluasi keluaran lebih mudah dari pada evaluasi dampak. Pada penelitian ini yang akan dilihat adalah evaluasi keluaran.
Ruang lingkup evaluasi dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:
Evaluasi terhadap masukan (input) meliputi pemanfaatan berbagai sumber daya, sumber dana, tenaga dan sarana
Evaluasi terhadap proses (process) dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak
Evaluasi terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai, d) Evaluasi terhadap dampak (impact) mencakup pengaruh yang timbul dari program yang dilaksanakan.
Menurut Mantra (1997), evaluasi secara umum dibedakan atas :
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat merencanakan suatu program dengan tujuan menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program agar program sesuai dengan masalah atau kebutuhan masyarakat.
Evaluasi proses adalah proses yang memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan keterjangkauan elemen fisik dan struktural dari program tersebut.
Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan efektif suatu program selama kurun waktu tertentu dan dimulai setelah program berjalan.
Evaluasi dampak program yaitu menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran.
Evaluasi hasil yaitu menilai perubahan-perubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu